Month: September 2010

Cinta Dalam Akuntansi Syariah

Akuntansi modern selama ini selalu didasarkan pada kepentingan self interest rasional, hanya berpikir untuk kepentingan diri sendiri, tampa berpikir tentang cinta yang lebih luas, Cinta yang utama adalah untuk diri sendiri, sedangkan cinta untuk orang lain akan diperhitungkan ketika dirinya mendapatkan manfaat. Motivasi dan tujuan dari cinta egoistis, menurut Mulawarman (2006b; 2006c), mewujud dalam bentuk kepentingan “shareholders” dan “market” (cinta diri sendiri), ini akhirnya menciptakanhegemoni korporasi (manfaat). Cinta disini hanyalah cinta seperti pada lagu Love Story yang merupakan “A story about eternal theme in a human kind of all civilizations. A story about relationship with love”. atau juga bukan cinta seperti lagu Don’t Tell Me Stories yang merupakan cerita mengenai “betrayal oh relationship”.

I wonder what when wrong without love

I can’t forget all the LAUGH we share together

don’t tell me stories, you know that i love you

don’t let it be over don’t heart me again

Akuntansi dengan demikian perlu membebaskan dirinya dari jaring-jaring cinta egois. Cinta seperti digambarkan Kantata Takwa sebagai bagian pembebasan diri dari ketidakadilan dan ketertindasan. Berikut lirik lagunya:

Kalau CINTA sudah dibuang… jangan harap keadilan akan datang

Kesedihan hanya tontonan… bagi mereka yang doperbudak jabatan

Oo ya o ya o ya bongkar… oo ya o ya o ya bongkar…

Sabar, sabar, sabar, dan tunggu… itu jawaban yang kami terima

Ternyata kita harus ke jalan… robohkan setan yang berdiri mengangkang

Oo ya o ya o ya bongkar… oo ya o ya o ya bongkar…

Penindasan… serta kesewenang-wenangan

Banyak lagi… teramat banyak untuk disebutkan

Hoi hentikan… hentikan janga diteruskan

Kami muak… dengan ketidakpastian dan keserakahan

Di jalanan… kami sandarkan cita-cita

Sebab di rumah… tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orang tua… pandanglah kami sebagai manusia

Kami bertanya… tolong kau jawab dengan CINTA… ooo

(Kantata Takwa, Bongkar)

Pembebasan ketidakadilan dan ketertindasan dari kejumudan akuntansi yang terlalu didominasi oleh kekuasaan akuntansi (akuntansi modern). Jalan satu-satunya melepaskan diri dari kesewenang-wenangan akuntansi modern (orang tua dalam konteks Kantata Takwa, adalah melakukan pembongkaran kemapanan kekuasaan. Akuntansi modern penuh dengan ketidakpastian (uncertainty) dan keserakahan (semua diukur dengan kepentingan laba). Pada akhirnya akuntansi diarahkan untuk self interest melalui power dan politics, serta tidak mau mengakomodasi kebebasan berekspresi dari pemikiran “baru”. Jelas disini diperlukan realisasi cita-cita baru, perubahan di luar “rumah” (akuntansi modern) yang tak bisa dipercaya.

Cinta menurut Mulawarman (2006b) adalah landasan utama segala sesuatu termasuk akuntansi. Inti iman sebenarnya adalah cinta. Cinta juga sebenarnya merupakan unsur utama dari fungsi manusia sebagai abd’ Allah. Ibn Taimiyah sebagaimana dikutip basyir (2001, 11) memberikan pengertian ibadah sebagai ketundukan mutlak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepada-Nya. Dari pengertian ibadah tersebut muncul dua unsur penting dari konsep ibadah, yaitu ketundukan dan cinta. Unsur pertama yaitu ketundukan. Ketundukan berkenaan dengan kewajiban melaksanakan aturan-aturan Allah baik berupa perintah maupun larangan. Manusia belum menjalankan ibadah apabila tidak tunduk kepada perintah-Nya, meskipun ia mengakui bahwa Allah adalah pencipta dan yang memberi rizqi kepadanya. Unsur kedua adalah cinta kepada Allah. Ketundukan menjalankan perintah Allah haruslah timbul dari hati yang penuh cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah adalah cinta utama. Tidak ada kecintaan yang paling tinggi selain cinta kepada Allah. Implementasi ketundukan untuk menjalankan perintah dan aturan Allah hanya dapat dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesadaran apabila memang manusia mengetahui bahwa dirinya benar-benar mencintai Allah.

Iqbal (2002, 10-11) melihat cinta Ilahiah sebagai alat untu menemui Allah. Cinta dalam bahasa Al-Quran adalah “orang-orang yang beriman sangat dalam kecintaan mereka kepada Allah”. Bahkan Rasulullah mengungkapkan “orang-orang yang benar-benar beriman ketika aku dan Allah yang paling dicintai bagimu”. Tingkat awal dari cinta yaitu merasakan pesona dan pada tingkat yang lebih tinggi adalah kerinduan tak pernah padam kepada Yang Dicinta. Tingkat cinta tertinggi hanya dapat dicapai oleh Rasulullah karena beliau dianugerahi dengan tingkat cinta tertinggi.  Uswah (contoh) Rasulullah harus memacu kita untuk meraih cinta sejati seperti cita Rasulullah kepada Allah.

Mulawarman (2006b) menjelaskan bahwa perkembangan spiritiual seseorang adalah proses pencerahan terus menerus dengan selalu mengharapkan cinta Allah (Mahabbatullah) untuk menuju puncak kesadaran dan kesempurnaan spiritual. Inilah tazkiyah yaitu “hakokat proses menuju cinta”, proses kesadaran insaniyah dari hewani menuju kesadaran Ilahiah.

Akuntansi dengan cinta tidak lagi bersifat “lips-service” tetapi lebih bersifat aksiologis-etis-religius. Artinya, akuntansi yang dibangin adalah akuntansi berbasis cinta dan moralitas serta mengarah pada nilai-nilai religius. Cinta hakiki adalah cinta akhlaq istana dari sifat raja, yaitu cinta dalam arti hakikat. Seperti lantunan cinta sifat raja oleh grup musik Debu:

Cinta tak cuma sarana

Bukanlah PERMAINAN saja

Adalah akhlak Istana

Cinta sifat raja

Cinta hakiki diperlukan sebagai tujuan dalam akuntansi. Cinta dalam akuntansi bukan hanya cinta materi. Cinta yang dibutuhkan dalam akuntansi adalah truly love, hyperlove, cinta melampaui. Cinta melampaui merupakan bentuk pemahaman utuh tentang hubungan mesra, kesabaran, saling percaya dan kejujuran, serta menghilangkan kecurigaan, pengkhianatan dan bersifat religius.

Kita Sangatlah Berbeda

Kita semua satu rasa, kita suka pergi ke bioskop, merindukan makan malam di tempat terbuka, dan dan kita suka menginginkan suatu makanan. Akan tetapi ada sesuatu yang sederhana dimana kita menjadi berbeda, yaitu rasa pertemuan di malam hari dimana ia lebih suka pergi pada hari ahad sedangkan saya lebih suka untuk pergi di hari jumat. Itulah kita, pasti punya perbedaan. Ketahuilah bahwa perbedaan adalah hal yang alami dan penting adanya, dan tidak akan terlepas dalam setiap kehidupan keluarga yang bahagia.

Banyak penelitian menyebutkan bahwa cara berpikir laki-laki berbeda dengan cara berpikir wanita. Cara berbicara, penggunaan kata dan penyampaiannya pun sangatlah berbeda antara laki-laki dan wanita. Disebutkan pula bahwa laki-laki dan wanita sangat berbeda ketika menghadapi tekanan dan kesulitan.

Kalaulah kita perhatikan sebuah contoh, dari segi anatomi tubuh sungguh sangatlah jelas banyak perbedaan disana. Kita mengetahui kulit laki-laki itu lebih tebal dari kulit perempuan, hal itu mnyebabkan bahwa kulit wanita itu lebih cepat keriput dibandingkan dengan laki-laki. Kandungan darah merah laki-laki lebih tinggi sebanyak 20% dibandingkan dengan kandungan darah merah wanita, oleh karena itu kaum laki-laki lebih banyak menghirup oksigen di muka bumi ini sehingga menyebabkan laki-laki lebih kuat daripada wanita. Laki-laki itu bernafas dalam-dalam dan wanita bernafas dengan cepat, tulang laki-laki lebih besar dari tulang perempuan, berbeda pula dalam susunan tulangnya, dan semua itu menyebabkan berbedanya cara berjalan perempuan dibandingkan dengan cara berjalan laki-laki.

Tulang panggul perempuan itu berada di ujung tulang belakang dan disusun seperti itu agar membantu kaum istri ketika hamil untuk melindunginya ketika berjalan atau saat melakukan gerakan agar tidak bergoyang atau bergeser ketika berjalan.

Dalam tubuh laki-laki otot biasanya lebih banyak daripada lemak,karena itulah berat badan mereka tidak bertambah banyak, berbeda dengan badan wanita yang lebih banyak lemak. Di sisi lain, wanita memiliki lapisan lemak di bawah kulit sehingga menjadikan kulit mereka lebih tahan dari hawa dingin, lebih lembab dibandingkan dengan kulit alaki-laki ketika di musim panas, danlemak ini memberikan kekuatan bagi mereka sehingga kekuatan mereka lebih besar dibanding laki-laki.

Sekarang mari kita lihat perbedaan jiwa (psikologis) antara laki-laki dan wanita!

Namun sebelum masuk dalam pembahasan ini, kita harus bersepakat dahulu bahwa keadaan, perkembangan, dan budaya manusia itu berbeda-beda. Kita melihat dari perbedaan yang sangat mendasar di antara laki-laki dan wanita, ini semua dimaksudkan untuk memberi kita pemahaman bahwa setiap laki-laki bukanlah salah satu gambaran yang serupa dengan laki-laki lain, begitu pula dengan perempuan.

John Jerry dalam bukunya, “Laki-Laki dan Wanita dan Hubungan di Antara Keduanya” menyebutkan bahwa dalam jiwa laki-laki memiliki beberapa sifat yang khusus, ada yang bersifat kelaki-lakian dan ada pula yang bersifat kewanitaan, begitu pula dengan perempuan. Dan secara alami, dalam jiwa laki-laki sifat kelaki-lakian itu akan lebih dominan daripada sifat kewanitaan, sedangkan dalam jiwa perempuan sifat kewanitaan lebih dominan dibandingkan sifat kelaki-lakiannya.

Ketika membicarakan tentang perbedaan-perbedaan, maka kita akan membahas karakter dan sifat yang dominan, baik itu dalam jiwa laki-laki maupun wanita. Sifat-sifat tersebut di antaranya :

a. Laki-laki lebih banyak diam dan wanita lebih banyak bicara.
Laki-laki lebih banyak diam untuk mendengarkan wanita yang bahagia sedang berbicara. Laki-laki akan berbicara ketika sampai pada kesuksesan, dan wanita akan berbicara ketika dia mencari sesuatu. Laki-laki akan diam ketika menghadapi masalah dan dia akan bicara ketika mencari solusi untuk masalah tersebut, sedangkan wanita akan berbicara ketika dia mendapatkan masalah. Bukan untuk mencari solusinya, akan tetapi untuk memahami masalah tersebut. Apakah semua ini akan membantunya?!

Secara ringkas bahwa komunikasi adalah salah satu solusi untuk seorang laki-laki dimana dia tidak akan berbicara kecuali ketika dia memiliki sesuatu atau ketikka seseoran meminta penjelasan. Adapun berbicara bagi seorang wanita adalah sebuah kebiasaan dimana dia akan mengungkapkan setiap perasaannya dan menyampaikan setiap gagasannya agar Anda bisa memahami apa yang dia alami dari setiap pembicaraannya.

Penelitian tentang sifat banyak bicara di antara laki-laki dan wanita telah dilakukan sejak 1960. Salah seorang peneliti yang bernama Cambell Liber menyebutkan bahwa laki-laki lebih banyak bicara. Jika kita membuat suatu pendekatan jumlah kalimat yang digunakan laki-laki dan wanita dalam sehari saja, maka kita akan mendapatkan banyak kesamaan. Akan tetapi, wanita berbicara cepat sedangkan laki-laki lebih santai dan memakan banyak waktu ketika berbicara.

Liber menjelaskan bahwa laki-laki berbicara dengan santai ketika dalam pertemuan antara laki-laki dan wanita, karena memang sudah menjadi sifat bawaannya serta untuk menunjukkan kepandaiannya dalam berbicara di depan lawan jenis. Dan wanita berbicara dalam berbagai tema, baik itu tentang perasaan ataupun masalah keluarganya. Wanita lebih mudah membicarakan keadaan dirinya, adapun laki-laki lebih suka membicarakan hal yang realistis. Tetapi pada akhirnya, Liber yakin bahwa laki-laki lebih banyak berbicara daripada wanita, maka jangan mensifati wanita dengan banyak bicara atau bawel.

b. Laki-laki konsentrasi di satu bidang dan wanita secara keumuman
Wanita melihat suatu perkara secara umum, tidak memusatkan pandangan atau pikirannya pada satu perkara saja. Kalaulah diperhatikan ketika suami-istri berjalan di sebuah pusat perbelanjaan, maka sang suami akan merasa sangat kelelahan pada dua puluh lima menit pertama ketika si istri berkeliling di tempat tersebut, karena bagi laki-laki pusat perbelanjaan bagaikan tempat rekreasi untuk mengistirahatkan pikiran, sedangkan bagi perempuan bagaikan taman di musim semi yang penuh bunga.

Kemudian setelah setengah jam pertama, perempuan akan meminta menuju ke tempat khusus yang telah dia lewati pada dua puluh lima menit pertama tadi, ia mamberitahukan bahwa disana ada sebuah stand yang menawarkan tiga coklat baru dengan harga promosi. Itu semua menunjukkan bahwa wanita melihat secara keseluruhan tempat yang ada disana dan mengingatnya, berbeda dengan laki-laki yang memusatkan perhatiannya pada satu tujuan dan berusaha untuk tidak mnghabiskan banyak waktu.

c. Laki-laki lebih konsen bekerja dan wanita lebih konsen dalam pergaulan
Ketika seorang laki-laki menghadapi satu permasalahan, maka dia dengan segera mencari solusinya, apakah itu dengan bertanya, meminta saran, atau pergi ke sebuah tempat yang bisa membuatnya berpikir untuk menyelesaikan masalah tersebut. Berbeda sekali dengan apa yang dilakukan wanita ketika menghadapi masalah, dia tidak bisa menerima saran dari seseoran untuk menyelesaikan masalahnya, dan dia juga tidak bisa mendengarkan semua orang untuk menghadapi masalahnya tersebut di setiap waktu.
Ketika laki-laki berbicara maka dia akan berbicara dengan orang yang diyakininya akan kepandaian akalnya, kemudian meminta bantuannya untuk menyelesaikan masalahnya itu, sedangkan perempuan biasanya memilih siapa saja yang diinginkannya meski terkadang pada orang yang belum tentu bisa dipercaya, minimal ia akan merasa lega setelah ia bercerita.

d. Ketika menghadapi tekanan, laki-laki hanya terprovokasi sedangkan perempuan bisa menjadi stres.
Ada dua sifat yang membuat laki-laki tetap tenang ketika menghadapi kesulitan dan masalah, yaitu pertama, dia akan pergi ke suatu tempat yang rahasia dimana tidak ada seorangpun yang mengganggunya, dan kedua, ia akan melampiaskan kemarahannya terhadap apa yang ada di sekitarnya baik itu diungkapkan denganterang-terangan atau cukup dengan diam saja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap laki-laki mendapatkan kesulitan dia akan semakin banyak diam karena ia memerlukan waktu untuk istirahat dalam ketenangan.

Sedangkan perempuan akan terlihat jelas perbedaan dan reaksinya ketika mendapatkan tekanan atau masalah. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa jiwanya yang lembut dikalahkan oleh akalnya. Hal itu akan menjadikannya semakin lemah, dan biasanya pada akhirnya dia tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut secara menyeluruh.

e. Wanita mengharapkan hasil yang konsisten walaupun itu kecil dan laki-laki mengharapkan sanjungan atas perencanaannya.

Wanita menyukai kelanggengan, dengan mempertahankan hal-hal kecil tersebut akan membuatnya tenang dan tidak berpikir bahwa ia kan kehilangan hal-hal yang disukainya.
Sedangkan laki-laki suka mendapatkan sanjungan atas setiap rencananya, hasil pemikirannya, dan atas usahanya untuk menyelesaikan masalah.

Diposting dari buku “Mencintaimu Setulus Hati” karya Dr. Karim Asy-Syadzili